Minyak dan gas bumi (migas) merupakan komoditas vital bagi perekonomian sebuah negara. Kegiatan pada sektor migas meliputi kegiatan hulu dan hilir, mulai dari eksplorasi, pengembangan lapangan migas, produksi/eksploitasi, pengangkatan minyak bumi atau gas alam, hingga pengolahan, transportasi dan pemasarannya.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat dari hulu hingga hilir tersebut tentunya merupakan objek vital bagi sebuah negara. Di Indonesia, terdapat hampir 300 fasilitas migas yang tersebar di berbagai daerah yang dianggap sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas) oleh Kementerian ESDM.
Oleh sebab itu, gangguan keamanan pada fasilitas migas merupakan sebuah ancaman yang tidak hanya berdampak pada terganggunya operasional sebuah perusahaan, namun terlebih lagi dapat berdampak pada stabilitas pasokan energi nasional.
Lalu seperti apa jenis ancaman keamanan pada fasilitas migas dan bagaimana langkah pencegahan yang efektif?
Ancaman Keamanan Migas
Sabotase merupakan ancaman keamanan yang paling sering dihadapi oleh fasilitas migas.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sabotase merupakan penghalangan produksi perusahaan atau tindakan merusak dan menentang kelancaran kerja.
Jenis sabotase pada fasilitas migas yang sering terjadi adalah pencurian dan pembobolan pipa migas, yang dapat berdampak pada kerugian finansial yang timbul dari production loss, kerugian materil, potensi kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari kebocoran hingga kebakaran, hingga korban jiwa.
Sabotase tersebut tentu dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, yang dapat berasal dari pihak dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
Apa sebenarnya yang menjadi motivasi dari oknum untuk melakukan sabotase?
Motivasi tersebut dapat timbul dari pihak dalam perusahaan jika terdapat sebuah konflik internal yang menyebabkan para pekerja tidak puas dengan keputusan maupun arahan perusahaan. Misalnya saja, aturan jam kerja yang bertentangan dengan peraturan ketenagakerjaan hingga remunerasi yang tidak sesuai. Selain itu, paparan paham radikalisme juga dapat menjadi motif dari pelaku sabotase.
Bagi pihak luar perusahaan (oknum di lingkungan masyarakat sekitar), motivasi tindakan sabotase lebih mengarah ke nilai ekonomi. Pencurian dan pembobolan pipa migas dilakukan untuk dapat mengambil keuntungan bagi dirinya. Secara geografis, lokasi fasilitas migas memang dapat berdekatan dengan pemukiman, sehingga menjadi rentan terhadap aksi sabotase.
Jadi, sabotase merupakan ancaman utama yang dihadapi oleh fasilitas migas, yang dapat dipicu oleh berbagai faktor.
Lalu bagaimana langkah pencegahan sabotase yang efektif pada fasilitas migas?
Integrated Security Solutions untuk Keamanan Migas
Ancaman keamanan pada fasilitas migas berupa sabotase dapat dipicu oleh berbagai faktor. Langkah pengamanan yang efektif tidak hanya terletak pada Manned Guarding yang sigap maupun CCTV dan Alarm System yang canggih, lebih dari itu, kolaborasi antara unsur man dan machine/technology menjadi kunci.
Sehingga, solusi keamanan terpadu atau Integrated Security Solutions merupakan solusi yang tepat untuk keamanan migas.
Security Risk Assessment Fasilitas Migas
Seperti yang sudah pernah kita bahas pada artikel Nawakara Integrated Security Solutions, langkah pertama dalam penerapan Integrated Security Solutions adalah Security Risk Assessment (SRA) yang dilakukan baik pada variabel internal maupun eksternal.
SRA Internal pada fasilitas migas meliputi asesmen terhadap ancaman (Threat) yang berasal dari luar, serta kerawanan (Vulnerability) yang disebabkan oleh kelengahan internal dalam pengamanan aset tersebut, hingga menentukan pembagian zona pengamanan (area publik, area terbatas, dan lainnya).
SRA eksternal meliputi faktor sosial budaya dan alam. Assesment terhadap karakter dari masyarakat sekitar hingga iklim politiknya merupakan hal yang penting, karena seperti yang telah disinggung di atas, fasilitas migas dapat berdekatan dengan pemukiman masyarakat. Puluhan hingga ratusan titik sumur yang dihubungkan dengan ratusan meter pipa dapat menjadi objek pencurian dan pembobolan yang dilakukan oleh oknum di masyarakat sekitar atau pihak yang tidak bertanggung jawab.
Faktor alam juga merupakan hal yang harus diikutsertakan dalam assessment. Apakah fasilitas migas tersebut terdapat di laut atau gunung, sehingga rencana mitigasi yang efektif jika terjadi bencana alam dapat direncanakan.
Sistem dan Konsep Keamanan Fasilitas Migas
Setelah tahapan SRA selesai, langkah selanjutnya adalah menentukan sistem dan konsep keamanan untuk fasilitas migas. Berlandaskan hasil SRA, Nawakara dapat merekomendasikan paduan yang efektif antara unsur pengamanan man dan machine/technology.
Unsur man yang diterapkan pada pengamanan fasilitas migas meliputi Manned Guarding yang dapat dilengkapi patrol system dengan android (Nawakara Digital Patrol).
Sementara unsur machine/technology meliputi CCTV Analytics yang berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Visitor Management System yang dapat diterapkan pada beberapa layers/zona, Alarm System yang digunakan untuk memberikan peringatan tindakan pengamanan, hingga Drone yang dioperasikan oleh pilot bersertifikasi.
Hal-hal tersebut kemudian terintegrasi dengan sebuah Command Center, yang digunakan untuk memantau secara visual dan real time, yang dapat memitigasi tindakan sabotase.
Solusi Keamanan untuk Sektor Migas
Integrated Security Solutions dari Nawakara merupakan solusi pengamanan yang efektif dan efisien dalam mencegah ancaman sabotase pada sektor migas. Dengan pendekatan awal Security Risk Assessment (SRA), kami dapat mengidentifikasi objek-objek fasilitas migas yang rentan terhadap sabotase dan berbagai potensi sabotase baik dari pihak dalam maupun luar perusahaan.
Layanan terpadu dari unsur pengamanan man, machine/technology, hingga integrasinya dengan Command Center, juga dapat memudahkan Anda dalam proses bisnis. Perusahaan dapat secara efektif terlindungi dari potensi ancaman sabotase, sehingga Anda dapat lebih fokus pada bisnis utama Anda: produksi migas.
Nawakara sebagai perusahaan keamanan terpercaya di Indonesia juga dilengkapi dengan berbagai sertifikasi. Mulai dari sertifikasi sistem manajemen mutu (ISO 9001), sertifikasi sistem manajemen Kesehatan dan keselamatan kerja atau lebih dikenal dengan SMK3 di Indonesia, sertifikasi sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berstandar internasional (ISO 45001), sertifikasi sistem manajemen lingkungan (ISO 14001), sistem manajemen anti penyuapan (ISO 37001), dan terakhir, Nawakara juga telah memiliki sertifikasi ISO 22301 tentang Sistem Manajemen Keberlangsungan Usaha
Segera hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengamanan sektor migas. (link ke contact us)